Tiap satu ton tanah yang mengandung nikel itu, nikelnya hanya 8 kg. Bahkan untuk tanah permukaan, nikelnya hanya 1 sampai 2 kg. Tanah permukaan itu tidak efisien untuk diolah. Harus disingkirkan. Tebal tanah permukaan itu sampai 6 meter. Baru di bawah 6 meter, kadar nikelnya bisa 8 persen.
Ada juga, memang, satu dua pengusaha memaksakan diri membangun smelter. Kecil-kecilan. Selebihnya hanya bisa merenungi kuburan uang mereka.
Banyak juga di antara mereka yang memilih bertengkar. Merasa ditipu. Atau saling menipu. Pun ada yang sampai ke pengadilan.
Kini telah lahir teknologi baru pengolahan nikel. Yang lebih murah. Yang lebih ramah lingkungan. Yang sangat efisien.
Penemunya Inul Daratista –tetangganya: Widodo Sucipto tadi.
Teknologi lama: tanah yang mengandung nikel itu dibakar. Agar nikelnya terpisah dari tanah.
Teknologi Widodo: tanah itu dipanaskan tanpa dibakar.
Caranya: tanah dimasukkan kiln, dipanasi sampai 700 derajat.
Hasilnya bisa sama: tiap 100 ton tanah bahan baku menghasilkan 8-15 ton nikel.