AS tidak hanya mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme, tetapi juga mengucurkan duit bantuan senilai miliaran Dollar.
Tapi Feltman, kata Kementerian Luar Negeri AS, tidak mendapat peringatan dari militer perihal rencana kudeta. Dalam pertemuan terakhir, dia “menekan keras Burhan untuk tidak melakukan tindakan apapun terhadap pemimpin sipil,” kata seorang diplomat AS.
Burhan, klaim sang diplomat, juga mendapat tekanan dari barisan sendiri, terutama dari korps pasukan khusus, untuk segera mengambil alih kekuasaan di Sudan.
Kudeta mendorong pemerintah AS membekukan kucuran bantuan ekonomi senilai USD 700 juta untuk pemerintahan transis Sudan. Namun begitu, para jenderal di Khartoum tetap bergeming.
Kepada Reuters, lingkaran diplomat AS sejak lama memantau upaya militer, terutama oleh komandan pasukan khusus, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, untuk memperkuat hubungan dengan Rusia dan negara-negara Arab di Teluk Persia.
Jelang kudeta, militer sempat menerima “lampu hijau” dari Moskow untuk mendapat jaminan perlindungan dari sanksi Dewan Keamanan PBB, kata dua sumber di pemerintahan transisi Sudan.