IPOL.ID – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menyebut ternyata bukan kali ini saja Indonesia mendapat sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang menyebabkan tidak berkibarnya Merah Putih di podium juara Piala Thomas Cup di Denmark.
Menurut Roy, pada tahun 2017, WADA juga pernah memberikan peringatan ke Indonesia. Hanya saja di 2017 pemerintah sudah mengurus suratnya sebelum deadline.
“Tahun 2017 juga pernah diperingatkan waktu itu yang hampir membuat Asian Games berantakan. Namun berhasil diurus dan ‘diciptakan’ isu-isu lain untuk menutupinya,” kata Roy kepada wartawan, Senin (18/10).
Roy mengakui bahwa Indonesia piawai dalam melakukan lobi dengan negara-negara lain. ” Indonesia khan ‘jago lobi’, kalau kata Almarhum Adam Malik dulu ‘Semua bisa diatur …’ makanya tampak Pemerintah santai-santai saja menghadapi persoalan serius yang memalukan ini,” kata dia.
Dia menyebut persoalan ini bukan sepenuhnya tanggung jawab Menpora Zainuddin Amali. Karena di masalah doping di Indonesia tanggung jawab adalah Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) termasuk juga Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
“Dua lembaga ini (LADI dan KOI) yang seharusnya memang dilakukan evaluasi. Apalagi kita tahu bahwa LADI itu dalam setahun kemarin saja sudah tiga kali (ganti) kepengurusan. Pak Menpora pun geram terhadap hal ini,” ujar Roy.
“Jadi saya dukung beliau kalau beliau harus melakukan evaluasi terhadap LADI dan KOI karena saling berkoordinasi dan WADA itu juga berkoordinasi dengan KOI,” tambahnya.
WADA kata Roy Suryo, pada dasarnya bisa diajak komunikasi. Apalagi Indonesia sudah memiliki lab anti doping tahun 2013 di lingkungan ITB bekerjasama dengan British Anti Doping.
“WADA dalam catatan saya meski tegas tetapi pada dasarnya bisa diajak komunikasi. Apalagi mereka tahu semenjak 2013 Indonesia sebenarnya serius sampai membuat Lab Anti Doping yang saya resmikan,” jelasnya.
Tapi, lanjut Roy Suryo, penyelesaian dengan lobi ini jangan jadi kebiasaan. Sebab, Indonesia seharusnya patuh aturan.
“Makanya saya support Menpora Zainuddin Amali untuk tegas dan lakukan evaluasi menyeluruh terhadap LADI dan juga KOI,” harapnya.
Sebelumnya WADA menetapkan sanksi non-compliance pada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) per 7 Oktober. Larangan pengibaran bendera negara hanya salah satu sanksi dari WADA. Akibatnya, bendera PBSI yang berkibar saat upacara penerimaan Piala Thomas tadi malam.
Adanya sanksi WADA juga membuat Indonesia terancam tidak bisa jadi host ajang Internasional. Apalagi yang terdekat akan ada balapan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika.
Roy khawatir jika nantinya sanksi ini berimbas pada penyelenggaraan event tersebut. Walaupun izin WSBK sudah keluar sebelum adanya sanksi WADA. (rob)