IPOL.ID – Aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah mengendus aksi pelatihan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Daerah Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng). Jaringan teroris ini melakukan rencana mulai dari pembelian senjata, pelatihan fisik, militer sampai menembak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan yang menerangkan bahwa dalam update, teroris di Kalteng, pada Selasa lalu dilakukan upaya penegakan hukum terhadap tiga tersangka teroris jaringan JAD di Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalteng.
“Kasus ini pengembangan dari tersangka sebelumnya N alias R yang diamankan oleh Tim Densus 88. Jaringan JAD ini melakukan perekrutan anggota baru, yang akan direkrut masuk dalam jaringan JAD. Terhubung ke kelompok DPO Mujahidin Timur di Poso,” ungkap Kombes Ramadhan pada wartawan, Kamis (23/12).
Kabagpenum mengatakan, N juga belajar materi bahan peledak secara otodidak. N dan atau R tergabung dalam JAD dan juga ISIS. Sedangkan rangkaian penegakan hukum dilakukan guna mengantisipasi aksi teror di Tanah Air.
“Dengan aksi teror tersebut, hasil pemeriksaan oleh tersangka sudah direncanakan pembelian senjata, pelatihan fisik, militer sampai menembak,” ungkapnya.
Dalam penyelidikan oleh Tim Densus 88, sambungnya, petugas menemukan adanya perencanaan kelompok teroris itu dalam diduga akan melakukan aksi di Tanah Air.
Lebih jauh, Kombes Ramadhan mengatakan, pertama, pelaku AZE dibekuk di Kecamatan Ketapang, Kota Waringin Timur, pada pukul 20.55 waktu setempat.
Hasil penyelidikan petugas, jaringan itu juga telah melakukan pelatihan fisik, militer dan menembak bersama dengan pelaku MS yang ditangkap sebelumnya.
Diketahui bahwa AZE juga menjadi admin dalam group internal mereka. Ada dua group Whatsapp yang saling memberikan informasi dan adanya tutorial terhadap kegiatan jaringan JAD tersebut. “Hal itu terungkap dari pengakuan beberapa pelaku yang ditangkap sebelumnya,” tegasnya.
Kedua, pelaku RT dibekuk disebuah toko oleh-oleh di Daerah Mentawa Hulu, Ketapang, Kotawaringin Timur. RT juga selaku admin dalam group di media sosial (medsos), sarana yang memberikan informasi.
Ketiga, pelaku MS dibekuk di Hotel Hawai, Kota Palangkaraya, pukul 21.07 waktu setempat. MS sendiri berperan sebagai pendorong pembelian senjata di kelompok tersebut bahkan siap menjadi eksekutor dalam giat teror. “MS juga melakukan pelatihan bersama AZE,” ungkapnya.
Selanjutnya, sambung Kabagpenum, untuk jaringan teroris di Kalimantan Selatan (Kalsel), diamankan dua tersangka inisial SU dan ML pada Rabu (22/12) pukul 09.15 waktu setempat. SU mengadakan kajian melalui online dengan kelompok jaringan JAD dengan sarana medsos dan video pelatihan fisik, menembak sehingga orang tertarik untuk bergabung di jaringan JAD baru.
Kemudian ML ikut pembahasan dalam pembelian senjata dan persiapan fisik. Dia tergabung di medsos bersama anggota jaringan JAD lainnya. ML juga yang telah melakukan pelatihan bersama saudara AD di Sampit, Kalteng.
Kemudian di Daerah Jawa Tengah (Jateng), ada 3 tersangka jaringan Jemaah Islamiyah (JI) diamankan. Pertama AP dibekuk Rabu (22/12) pukul 04.00 WIB, sebagai anggota JI perannya sebagai Kepala Sub Bidang IT JI Wilayah Jateng.
Kemudian LR dibekuk pada Rabu (22/12) pukul 06.50 WIB, sebagai anggota teroris JI, Sub Bidang IT, JI Wilayah Jateng.
Ketiga, tersangka NE, dibekuk pada Rabu (22/12) pukul 06.00 WIB, dan keterlibatannya sama di bidang IT, JI Wilayah Jateng.
Ramadhan menambahkan, dalam mengantisipasi aksi teror tersebut, Densus 88 Antiteror setiap saat melakukan pencegahan, mengantisipasi rencana teroris, demi keamanan Warga Negara Indonesia (WNI).
“Jaringan JAD Kalsel dan Kalteng ini ada kaitannya, dan kaitannya dengan jaringan terorisme lainnya hingga kini masih diselidiki Tim Densus 88 Antiteror,” tutupnya. (ibl)