Meta menyatakan, skema phishing yang diidentifikasi melibatkan pembuatan lebih dari 39.000 situs web palsu. Mereka meniru halaman login Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp.
Di situs web ini, warganet diminta untuk memasukkan nama pengguna dan kata sandi mereka, yang dikumpulkan oleh para penipu.
Menurut Meta, penyerang dapat menyembunyikan identitas mereka dan lokasi sebenarnya dari situs phishing menggunakan apa yang disebut “layanan relai”.
Mulai Maret 2021, ketika volume serangan ini meningkat, Meta bekerja dengan layanan relai untuk menangguhkan ribuan URL ke situs. “Gugatan ini adalah satu langkah lagi dalam upaya berkelanjutan kami untuk melindungi keselamatan dan privasi orang, mengirim pesan yang jelas kepada mereka yang mencoba menyalahgunakan platform kami, dan meningkatkan akuntabilitas mereka yang menyalahgunakan teknologi,” papar perusahaan raksasa teknologi itu.
“Kami juga akan terus berkolaborasi dengan penyedia layanan dan hosting online untuk mengidentifikasi dan menghentikan serangan phishing saat terjadi,” ujar Meta