Singa Selatan inilah yang sering dilihat di Indonesia atau disebut Barongsai. Lebih ekspresif, kerangka kepala Singa Selatan dibuat dari bambu ditempeli kertas, dilukis dan ditempeli bulu serta dihias.
Bulu pada Barongsai memiliki kualitas terbuat dari bulu domba atau kelinci dan atau bulu sintetis. Di zaman modern kerangka Barongsai dibuat dengan aluminium atau rotan.
Singa Selatan ada berbagai jenis, memiliki tanduk lancip, mulut seperti bebek dengan dahi tinggi dan ekor panjang disebut juga Fut San, Fo Shan atau Fat San. Sedangkan singa yang memiliki mulut moncong ke depan, tanduk tidak lancip dan ekor kecil disebut Hok San. Keduanya diambil dari nama tempat di Tiongkok.
Biasanya, perbedaan warna pada bulu Barongsai melambangkan umur maupun karakter sang Barongsai. Barongsai warna putih adalah yang paling tua, putih melambangkan kesucian.
Barongsai warna kuning adalah Barongsai dengan umur tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda. Kuning melambangkan keberuntungan dan ketulusan hati. Kemudian Barongsai warna hitam berumur paling kecil, lincah dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Barongsai warna merah melambangkan keberanian.