Menurut dia, kenaikan harga kedelai dari importir yang menaikkan harga secara pelan-pelan, tapi terus saja naik. “Harga enggak pernah turun. Dari harga kedelai Rp9.000,” keluhnya.
Masalah yang dihadapi pemilik pabrik tahu tidak hanya harga kedelai yang mencekik. Masalah kelangkaan minyak goreng pun ikut memberatkan. Selain memproduksi tahu putih, dia juga memproduksi tahu cokelat yang digoreng di pabriknya.
“Jujur kemarin saya cari minyak goreng sampai ke Ciputat, cari minyak yang ukuran 2 kilogram saja susah,” keluhnya lagi.
Minyak goreng ukuran 16 kilogram (kg) harganya Rp160.000 di tahun 2020. Kemudian harga minyak goreng meroket sebulan lalu menjadi Rp292.000.
“Pemerintah buat aturan, tapi di lapangan gak ada barang (minyak goreng), udah barang mahal, barangnya pun gak ada, kita jadi bingung,” kritiknya.
Narman menambahkan, para pedagang tahu sebenarnya sudah sejak lama berteriak. Yang memproduksi tahu 50 kilogram ke bawah saja sudah tumbang duluan alias gulung tikar. Seperti pabrik tahu yang tutup merek CS di Bekasi.