IPOL.ID – Disiplin menghargai waktu dan bertanggung jawab selalu diterapkan oleh seluruh jajaran Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat. Di bawah kepemimpinan Kepala Rutan Kelas 1 (Salemba) Jakarta Pusat, Fonnika Affandi, kini hal tersebut menjadi satu kebiasaan bagi petugas rutan yang memiliki ribuan warga binaan tersebut.
Namun, jauh sebelum kedisiplinan itu menjadi suatu kebiasaan dan diterapkan di Rutan Kelas 1 “Salemba” Jakarta Pusat, ada saja kekurangan sejumlah petugas dalam berdisiplin. “Awalnya dulu, memang ada saja personelnya yang kurang disiplin di rutan ini, seperti penggunaan baret sampai mengikat tali sepatu. Tapi secara perlahan, kekurangan seperti itu saya tingkatkan kembali,” kata Kepala Pengamanan Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat (Salemba), Hermanto kepada ipol.id, Senin (1/8).
Sebelumnya dia melihat atau menemukan banyak penggunaan atribut petugas pengamanan regu jaga Rutan Salemba yang belum rapi. Secara perlahan Hermanto mengingatkan dan mengajarkannya secara berkelanjutan, misalnya saat apel.
“Dan perlahan setelah adanya imbauan banyak perubahan yang terjadi,” akunya senang.
Selain itu, Hermanto selalu menerapkan disiplin waktu kepada anggotanya. Karena orang yang bisa menghargai waktu adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas baik pagi, siang dan malam.
“Saat apel pasukan, saya dulu selalu mengecek personel yang terlambat, izin, atau yang sedang melaksanakan cuti. Di situ bisa dilihat pelaksanaan regu keseluruhan,” kata mantan Kepala Pengamanan Rutan Kelas IIB Dumai Tahun 2018-2019.
Ketika ada yang terlambat apel, lanjut Hermanto, akan diberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis. Tak lupa imbauan juga ikut diberikan.
“Itu selalu saya terapkan agar nantinya terbiasa dan membiasakan diri personel agar tidak ada lagi alasan yang terlambat. Tapi kembali pada tanggung jawab masing-masing ya,” tambahnya.
Ketika sudah bertanggung jawab, maka orang akan menghargai waktu. Evaluasi internal pun dilakukan dan tertib administrasi agar terbentuk karakter dari petugas itu sendiri.
“Tetap ada reward dan punishment juga. Nah, itu harus intensif diterapkan serta tidak boleh kendur, namanya manusia pasti ada saja kekurangannya,” ungkap Hermanto.
Mantan Kasubsi Adper Rutan Kelas 1 Cipinang Tahun 2019-2021 tersebut menjelaskan, untuk itu semua, dirinya tak segan memberikan contoh atau sebagai role model. Seperti dalam hal penggunaan atribut, disiplin waktu, dan bertanggung jawab. “Saya sebagai gambarannya,” klaimnya.
Pastinya ada beberapa langkah yang dilakukan, tak melulu harus marah-marah. Pertama, tetap disampaikan secara humanis. Dirangkul, ditegur masih juga bandel maka diimbau. “Jika tidak ada perubahan juga baru diberikan punishment,” tegasnya.
“Bekerja itu sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), lakukan yang benar dan manusiawi. Apalagi di Rutan Salemba ini ada sekitar 3.000 penghuni rutan ditambah sekitar 130 petugas,” ungkapnya.
Hermanto berpesan, pelayanan kepada masyarakat maupun warga binaan harus lebih ditingkatkan lagi. Ada duta layanan, pelayanan yang memberikan informasi secara profesional agar masyarakat puas. Bekerja penuh amanah, seperti yang sudah diamanahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
“Jadi kami selalu meningkatkan pelayanan yang humanis, penjara sekarang bukanlah penjara dulu, petugas penjara bukan lagi sosok menyeramkan, kami utamakan pelayanan pada warga binaan dan masyarakat, kita sama dengan pelayanan organisasi lainnya, menyapa dengan penuh senyuman,” tutupnya. (ibl/msb)