IPOL.ID – Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat Hari Purwanto menilai Suharso Monoarfa (SM) tak serius mengurus partai.
“Dia menyebut kiai amplop. Ini sengaja atau tidak, Suharso diduga sudah meruntuhkan rumah besar yang membesarkannya,” kata Hari dalam diskusi publik bertajuk ‘Akankah PPP Lolos Parliamentary Threshold 2024’ yang digelar Tim Hukum Penyelamatan PPP di Jakarta, Senin (29/8).
Hari menilai, SM seperti lupa dibesarkan oleh PPP. Kepala Bappenas ini juga diduga mengancam basis massa seperti kiai, ulama, dan ustaz.
“Ketum PPP dengan mengucapkan kiai amplop, padahal tidak semua bersikap itu. Itu sama saja pelecehan. Apa yang dikatakan Suharso sudah tidak benar. Dia diduga menghancurkan PPP, bukan kadernya. Apalagi pernyataan itu masih menjadi trending,” sesal Hari.
Pada kesempatan itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menambahkan, dari beberapa hasil survei, ektabilitas PPP merosot dan terancam tak lolos ke parlemen. “Bahkan, suaranya tergerus oleh adanya partai baru. Tentu saya lihat wajar karena ada kekhawatiran itu terhadap PPP dari internal mereka sendiri,” imbuh Ray.
Ray meyakini, jika suasana PPP tak nyaman akan sulit bagi partai melakukan konsolidasi dan mobilitas dalam meraup suara. “Berdasarkan hal itu, saya kira kalau sampai Desember 2023, mereka akan kesulitan bersaing ke parlemen dan melawan partai baru,” kata Ray.
Ray menjelaskan, adanya persoalan SM ini mesti diselesaikan sebelum Desember 2023. Karena pascaitu, akan sulit melakukan perbincangan soal keabsahan dan persiapan Pileg 2024.
“Jika tidak, PPP juga berpotensi kehilangan basis massa pemilih akibat kontroversi ketum. Khususnya soal pemilih perempuan dan kalangan ulama,” tukas Ray.
Sementara itu, Koordinator Tim Penyelamat PPP, M Soleh Amin mengaku, sudah ada teguran dari Majelis Partai agar Suharso mengundurkan diri demi menyelamatkan kepentingan PPP. “Ini untuk menyelamatkan partai,” ungkap Soleh.
“Karena segmen elektoral kami dihabisi. Untuk keselamatan partai perlu ada kepemimpinan baru. Entah itu dari luar atau dalam,” pungkas Soleh. (Joesvicar Iqbal/msb)