Kisah Pelabuhan Hambantota dan BRI lalu menghasilkan apa yang disebut dengan “diplomasi jebakan utang” (debt-trap diplomacy). Sebuah istilah yang dipopulerkan oleh geostrategis India, Brahma Chellaney, pada 2017. Narasi tersebut mendapat momentum ketika diamini oleh beberapa pemimpin dunia. Misal para senator di Amerika Serikat dalam kajiannya pada Agustus 2018.
Ada semacam ambisi dari China untuk dapat ikut-ikutan dalam pembangunan di banyak negara. Di megaproyek Pelabuhan Hambantota, China terlihat sangat ‘dermawan’. Sri Lanka adalah negara yang tengah didera konflik berkepanjangan. Tidak banyak yang mau memberi utang, apalagi proyek yang tak jelas manfaatnya. Ditambah lagi, utang dari China diberikan dengan bunga yang relatif mini. Sebagai perbandingan, surat utang Sri Lanka di tahun 2007 ditawarkan dengan bunga 8,25 persen. Kemampuan Sri Lanka menghasilkan pendapatan juga tidak besar.
Namun jika kita mau melihat dengan kacamata lain, sebenarnya tidak ada satu negara maju di dunia ini yang tidak menerapkan strategi ekspansionis.