Oleh: Bagong Suyoto
Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)
Banyak orang mendiskusikan dan aksi nyata melakukan pengolahan dan pengurangan sampah plasti. Plastik banyak jenisnya, seperti jenis PET (botol dan gelas mineral), plastik PP, kantong kresek (berbagai warna dan sablon), plastik LD, mainan, naso, PK, ember (berbagai warna), himpek, PVC, dll.
Biasanya kegiatan penyediaan bahan baku daur ulang hanya fokus beberapa jenis plastik, tidak semua ditangani. Karena membutuhkan modal dan infrastruktur yang besar. Bagi pelapak/usaha kecil menengah tak mampu menyediakan modal Rp 200 juta, Rp 500 juta, apalagi Rp 1 miliar. Belum lagi infrastrukturnya dan pelaratan kerja, seperti lahan minimal 500m2, hanggar/gudang, kalau pakai mesin press harganya Rp 65-85 juta/unit, pasang listrik 3 pas setidaknya Rp 15-20 juta, kendaraan angkut, timbangan, dll.
Jelas, kegiatan penyediaan bahan baku untuk industri daur ulang butuh modal besar. Sehingga tidak setiap komunitas, pengepul kecil menengah mampu menyediakan permodalan, teknologi, infrastruktur, kendaraan yang cukup. Semua itu harus didukung oleh perusahaan yang mengeluarkan produk tersebut.