IPOL.ID – Rasa yang gurih, praktis, dan harga yang terjangkau, membuat mi instan menjadi kuliner pilihan banyak masyarakat. Boleh dibilang, mi instan merupakan jenis makanan yang kerap dipilih dan menjadi favorit banyak orang. Bahkan pamornya yang populer tidak hanya di Indonesia namun di luar negeri juga banyak orang yang suka penganan bertekstur kenyal keriting ini.
Namun, bagi kamu pecinta mi instan, tahukah kamu bahwa terlalu sering mengonsumsinya bisa berdampak buruk bagi kesehatan? Ya, faktanya, kudapan yang terbuat dari tepung ini memang akan memberikan dampak buruk ke kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.
Mi instan tersedia dalam bentuk mi kering dan dilengkapi dengan bumbu beserta minyak sayur di dalamnya. Proses pengolahan yang terbilang mudah, menjadikan mi instan sebagai menu makan pilihan saat lapar di malam hari atau di tengah kesibukan.
Dikutip dari berbagai sumber, mi instan kerap dicap jelek sebagai makanan tidak sehat lantaran kandungan karbohidrat, lemak, dan garam yang tinggi, tetapi rendah protein, serat, vitamin, dan mineral.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa terlalu sering mengonsumsi mi instan berkaitan dengan buruknya kualitas makanan yang dikonsumsi. Hal ini tentu berdampak pada kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh. Lebih jauh lagi, mi instan dapat menimbulkan risiko sindrom metabolik, yaitu kondisi yang dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Selain itu, ada beberapa risiko dan bahaya mi instan yang dapat Anda alami bila mengonsumsi mi instan secara berlebihan:
- Diabetes
Karena mengandung bahan pengawet, mi instan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki resiko diabetes, sebab kandungan kimia dan pengawet di dalamnya dapat mengganggu pelepasan kadar gula darah dan juga insulin. Tentunya, mengonsumsi mi ini terlalu sering juga akan memperlambat kinerja dari pencernaan.
- Kanker
Salah satu kandungan kimia dalam mie instan adalah BHA dan TBH, yang mana ternyata jika dikonsumsi terlalu sering dapat menyebabkan diare, asma, hingga yang terparah yaitu kanker.
- Ginjal
Dampak buruk terakhir yang didapatkan jika sering mengonsumsi mie instan adalah terkena resiko pembentukan batu ginjal. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan garam yang sangat tinggi dalam mie instan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemasan mi instan yang digunakan. Ada mi instan yang dikemas dengan bahan yang menggunakan stirofoam yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA).
Bahan BPA tersebut diketahui dapat mengganggu cara kerja hormon dan memengaruhi perkembangan otak pada bayi dan anak-anak. Sementara pada orang dewasa, kandungan tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan kanker.
- Saluran pencernaan
Mi instan sebenarnya merupakan jenis makanan yang tidak mudah dicerna, sehingga membuat kerja sistem saluran cerna menjadi lebih berat. Bila dikonsumsi terlalu sering atau terlalu banyak, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.
- Tekanan darah tinggi
Bumbu yang digunakan di dalam mi instan biasanya memiliki kandungan garam atau natrium yang tinggi. Di dalam satu kemasan mi instan mengandung sekitar 860 mg natrium.
Jumlah natrium tersebut belum ditambah dari kandungan natrium dalam makanan lain yang Anda konsumsi pada hari yang sama. Padahal, asupan natrium yang disarankan setiap harinya tidak lebih dari 2.000–2.400 mg atau setara 5–6 gram garam.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa konsumsi natrium yang terlalu banyak diketahui dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan berdampak pada rusaknya pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
- Jantung
Mi instan juga menggunakan MSG (monosodium glutamat) untuk meningkatkan rasa menjadi lebih gurih. Nah, kandungan MSG dan natrium yang tinggi di dalam mi instan tidak hanya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi juga memicu berbagai gangguan pada jantung.
Oleh karena itu, mi instan tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif, serta pengguna obat diuretik dan beberapa jenis obat antidepresan.
Tips Mengolah Mi Instan
Jika mempertimbangkan kandungan nutrisi di dalam mi instan ditambah dengan bahan-bahan pelengkap yang berisiko bagi kesehatan, sebaiknya Anda mulai membatasi konsumsi mi instan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan asupan nutrisi dalam sajian mi instan, Anda dapat menambahkan beberapa bahan tambahan, seperti telur, ayam, jamur, wortel, kacang-kacangan, kubis, dan bahan-bahan alami lainnya.
Jika memungkinkan, jangan gunakan seluruh bumbu yang tersedia. Gunakan hanya setengah takaran saja guna mengurangi jumlah garam dan MSG yang dikonsumsi.
Meski demikian, Anda juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan mengonsumsi makanan bernutrisi serta menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga secara rutin dan tidak merokok.
Jika Anda sering makan mi instan, sebaiknya mulailah kurangi konsumsinya agar terhindar dari bahaya mi instan terhadap kesehatan. Bila perlu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui pola makan yang lebih sehat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda. (timur)