“Saya juga enggak ngerti kenapa, tapi dia (M) kayaknya benci banget (F). Dia tinggal sama adik kandungnya, adik kandungnya enggak begitu. Pelaku sudah ada tiga bulan lah tinggal di sini,” ungkapnya.
Sadan menjelaskan, warga sempat berupaya menanyakan penyebab lebam pada bagian mata F, namun korban yang takut menceritakan kejadian memilih menutupi kasus.
Sebab, korban secara postur cukup kurus dibanding anak sebayanya menyebut bahwa matanya lebam karena terluka sewaktu bermain lato-lato, bukan akibat dianiaya ibu tiri.
“Ibunya suka melakukan kekerasan kepada anak tersebut. Karena saya tahu banget kejadiannya. Tapi dia (M) kayaknya ada kelainan jiwa,” katanya.
Penganiayaan baru berakhir setelah warga melaporkan kasus kepada pengurus RT/RW setempat, lalu diteruskan ke pihak Kelurahan Rawa Terate dan Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
Sementara, Lurah Rawa Terate, Jainudin mengatakan, setelah mendapat laporan warga pihaknya bersama Sudin Kesehatan Jakarta Timur bergegas mendatangi rumah korban dan menemui M.