Dalam sejarah dunia, terdapat beberapa contoh negara yang mengalami keruntuhan atau krisis politik karena sistem pemerintahan atau kebijakan politik yang tidak berjalan dengan baik, seperti, Venezuela, pemimpinnya Nicolas Maduro telah dianggap gagal memenuhi janji-janjinya dalam kampanye dan terjebak dalam konflik politik dengan oposisi. Alhasil terjadi krisis ekonomi dan politik, korupsi yang merajalela akibat kebijakan yang salah, pemimpin yang muncul telah terjebak dengan berbagai kompromi yang tidak pro kepada rakyat.
Kemudian, Zimbabwe, pemimpinnya Robert Mugabe mempertahankan kekuasaannya dan kebijakan yang salah dan menindas politik oposisi.
Sistem pilpres presidential threshold yang kita anut saat ini memungkinkan terpilihnya pemimpin yang terjebak dalam kompromi sehingga lebih memihak kepada parpol dan pemodal daripada rakyat. Tentu hal ini dapat menimbulkan krisis politik dan ketidakstabilan.
Keadaan itu kini terjadi, berbagai gelombang aksi protes terhadap berbagai kebijakan pemerintah, salah satunya soal PT 20 persen. Hampir setiap hari selalu ada protes dari berbagai kalangan, baik dilapangan muapun di berbagai media sosial. Atas keadaan ini pemerintah tak boleh anggap remeh, sebab eskalasinya kian hari semakin besar, dan hal ini akan akibatkan jatuhnya presiden.