“Ekspor dua negara itu besaranya mencapai sekitar 300 kiloan, kalau gak salah untuk lot pertama. Untuk ekspor ini dua tahun terakhir dari tahun kemarin dan tahun ini,” ungkapnya.
Aditya mengaku cukup bangga produk asli Jawa Barat bisa turut dinikmati warga Eropa.
“Bagus makanya repeat order. Untuk keloter pertama karena produk pascapanen, produk baru ada banget itu 300 kilo. Bukan per bulan jadi ini baru sebulan terakhir kami mengiriminya,” katanya.
Meski tembus luar negeri, Kopi Puntang sendiri pada dasarnya masih fokus untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sebab, permintaan di dalam negeri cukup tinggi dan tidak menyasar satu jenis kopi seperti pasar Eropa.
Produksi pasar domestik biji Kopi Puntang dengan berbagai macam, dalam satu tahun mencapai sekitar sembilan ton. Pasar paling banyak ada di Kota Bandung, DKI Jakarta, dan Bali.
“Kami dahululan lokal karena pasar domestik ini lebih tinggi dan lebih bagus kecuali untuk beberapa jenis kopi. Rencana ekspansi paling besar ya untuk Sunda Typica, tapi kami ada kendala produksi dari pohon belum terlalu banyak,” kata dia.