IPOL.ID- Tunggal putri andalan Indonesia Gregoria datang ke Shenzhen dari Kumamoto, memang tidak dalam kondisi bagus. Secara kondisi, telapak kaki kanan-kiri Gregoria sudah pecah dan belum tumbuh kulit baru.
Tetapi keinginan Gregoria untuk terus bermain itu besar sekali. Semua keputusan saya serahkan ke dia. Dia pun sudah memutuskan untuk tetap main. Dia memang memiliki keinginan demikian kuat.
Dengan kondisi yang ada, dia bisa mengatasi perlawanan Busanan di babak pertama. Tidak begitu banyak reli-reli panjang melawan Busanan. Dia pun bisa meraih kemenangan.
Di babak kedua kemudian bertemu Okuhara, reli-relinya makin panjang. Otomatis gesekan-gesekan telapak kakinya makin intens dan makin panas karena kulit telapak kakinya masih tipis. Saya lihat, kondisi ini membuat fokus, pikiran, dan konsentrasinya bercabang. Gregoria mau terus fight, sementara kondisi telapak kakinya sebenarnya kurang memungkinkan. Dari faktor itulah, penampilannya di tengah lapangan lawan Okuhara jadi agak tanggung.
Cuma dari penampilan Gregoria di China Masters ini ada nilai positifnya. Meski dalam kondisi tidak bagus, Gregoria tetap memiliki keinginan kuat. Segala rasa sakitnya bisa dilawan. Dia tidak mau menyerah begitu saja dengan rasa sakitnya. Saya salut dengan keinginan dia yang kuat ini. Ini nilai positif yang bisa diambil dari penampilan Gregoria di China Masters ini.
Setelah juara di Kumamoto, memang sempat ada pertimbangan apakah Gregoria akan tetap tampil di China Masters atau dilepas. Ini karena dia sudah lolos ke World Tour Finals. Tetapi keputusan Gregoria tetap mau main. Dia akan tetap fight. Tentu kami dukung.
Untuk WTF kami masih memiliki sekitar 20 hari. Ini bisa dipakai untuk persiapan dan pemulihan. Semoga telapak kakinya sudah pulih. Harapannya pekan depan sudah normal, sehingga punya waktu dua minggu untuk persiapan penuh ke WTF. (bam)