IPOL.ID – Pemprov DKI Jakarta bakal melakukan penanganan psikologis terhadap murid SDN di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, yang diduga kesurupan massal pada Senin (29/1).
Kabid SD Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Salikun mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah agar para murid tidak ketakutan.
Penanganan dengan melibatkan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta akan mulai dilakukan pada Selasa (30/1) saat kegiatan belajar kembali dimulai.
“Besok pembelajaran berlangsung normal. Kami sudah menyiapkan pembekalan untuk guru-guru agar psikologis anak senyaman mungkin,” ujar Salikun saat dikonfirmasi awak media di Jakarta Timur, Senin (29/1).
Langkah-langkah yang sudah disiapkan, di antaranya sebelum kegiatan belajar dimulai para guru akan mengajak anak untuk bernyanyi dan bermain agar mereka merasa nyaman.
Hal ini sudah dibahas Dinas Pendidikan DKI Jakarta dengan pihak sekolah siang tadi, atau usai para murid dipulangkan lebih awal karena kasus dugaan kesurupan massal itu.
“Kebetulan di jam pelajaran pertama besok senam. Jadi senam biar santai, semua guru mendampingi peserta didik. Agar mereka (anak-anak) melihat ada orang dewasa di tengah mereka,” katanya.
Salikun menambahkan, dalam kegiatan belajar pada Selasa (30/1) esok hari, pihaknya bakal lebih fokus melakukan langkah-langkah pendampingan agar anak-anak tidak mengalami dampak buruk akibat kejadian.
Diharapkannya, dengan langkah-langkah yang sudah disiapkan anak-anak dapat melupakan kejadian, dan mereka dapat segera mengikuti kegiatan belajar secara normal.
“Dibuat senang dengan bernyanyi senyaman mungkin. Ice breaking (mencairkan suasana), melupakan yang kemarin. Untuk esensi materi (belajar) bisa diselipkan di dalam proses tadi,” tukasnya.
Sebelumnya, sejumlah murid pada satu SDN di wilayah Munjul, Cipayung, Jakarta Timur diduga mengalami kesurupan massal saat mengikuti upacara bendera pada Senin (29/1) pagi.
Reaksi yang ditunjukkan para murid di lapangan saat upacara bendera tersebut berbeda-beda, di antaranya ada yang berteriak, diam, lemas, dan lainnya sehingga situasi sempat tidak kondusif.
Beruntung para guru bergegas menenangkan psikologis para murid yang diduga mengalami kesurupan massal, serta menghubungi orangtua murid untuk datang ke sekolah. (Joesvicar Iqbal)