Tahun 2019, Telisa akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di dunia personalia yang menurutnya sangat menuntut, karena tidak ingin hal ini mengganggu kesehatan mentalnya. Ia pun banting setir dan membangun bisnis kaligrafi yang menjadi profesi utamanya.
Layanan yang ia tawarkan juga mirip dengan Nia, dimana ia melakukan pengukiran nama pada botol, parfum, alat rias wajah untuk butik-butik atau beragam jenama global ternama, atau juga menulis kaligrafi pada kartu.
Sebagai seorang kaligrafer, Telisa tidak bekerja penuh waktu setiap harinya. Pada bulan-bulan yang tidak sibuk, rata-rata Telisa mendapat 5 sampai 7 pekerjaan. Namun, pada bulan-bulan seperti November dan Desember dimana banyak perayaan hari besar, Telisa biasa mendapat sekitar 15 hingga 20 pekerjaan.
“Pekerjaan ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 5 jam per hari, tetapi minimal jam kerja saya 4 jam. Saya hanya mengambil pekerjaan dengan sekali penghasilan yang mencapai 1000 dolar Kanada (setara dengan 11,6 juta rupiah.red),” ujar Telisa yang pindah ke Kanada saat berusia 13 tahun.