“Saya membuat keputusan yang penuh belas kasihan yang telah membingungkan dan mengkhawatirkan banyak orang. Dapat dimengerti jika mereka menginginkan penjelasan,” kata Novak, seraya menambahkan, bahwa hak untuk memberikan pengampunan mungkin merupakan hal yang paling rumit, karena nasib seseorang harus ditentukan.
“Pada bulan April lalu saya mengambil keputusan untuk memberikan grasi dengan keyakinan bahwa terpidana tidak melakukan kekerasan terhadap kerentanan anak-anak yang diasuhnya. Saya melakukan kesalahan karena grasi dan ketiadaan penalaran tersebut cocok untuk memicu keraguan atas zero toleransi. itu berlaku untuk pedofilia,” katanya.
“Tidak ada keraguan di sini, dan tidak ada keraguan. Saya tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan kepada seseorang yang, saya yakin, menganiaya anak-anak secara fisik atau mental. Dulu dan sekarang seperti itu,” paparnya.
Novak menyampaikan permintaan maafnya kepada semua orang yang mungkin merasa terluka dan kecewa dengan keputusannya. Novak mengatakan bahwa politik adalah dunia yang keras, terkadang kejam. Namun dia senang bisa mengabdi pada negara dan rakyatnya sebagai presiden.