IPOL.ID – Tindak penganiayaan dilakukan orangtua asuh di Jakarta Utara terhadap kakak beradik laki-laki berinisial FW, 1, dan R, 6, sudah terjadi dalam waktu lama. Kini kedua korban dalam perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto menerangkan, hasil pemeriksaan pada anak ditemukan luka kekerasan benda tumpul di sekujur tubuh korban terjadi sudah sejak lama dan ada yang baru.
“Dari bekas (luka) memang sudah ada beberapa waktu, tapi (tindak penganiayaan) yang berat baru ini,” ungkap Hariyanto pada awak media di RS Polri Kramat Jati, Rabu (31/7/2024).
Berdasar hasil pemeriksaan awal tim dokter RS Polri Kramat Jati ditemukan adanya luka pada bagian kepala, wajah, punggung, dada, hingga kedua tangan anak dan balita.
Namun RS Polri Kramat Jati tidak dapat memperkirakan sejak kapan penganiayaan terjadi, karena hal tersebut hanya dapat diketahui dari hasil penyidikan lewat pemeriksaan tersangka.
“Nanti dari penyidik yang akan mendalami dari kasus ini. Kami fokus pada perawatan balita satu tahun delapan bulan supaya bisa selamat dan psikis dari kakaknya umur 6 tahun,” terangnya.
Karumkit Polri Hariyanto memastikan pihaknya bakal memberikan penanganan medis maksimal dengan mengerahkan tim dokter untuk memulihkan kondisi FW yang hingga kini masih tidak sadarkan diri.
Termasuk R yang kondisinya sudah stabil namun tetap membutuhkan penanganan medis untuk memulihkan luka di sekujur tubuh, serta trauma akibat kekerasan dialami.
“InsyaAllah kondisinya akan baik, tapi untuk kondisi yang kecil FW umur 1 tahun delapan bulan kondisinya kurang kesadaran, masih memakai napas buatan (alat bantu pernapasan),” ucapnya.
Sementara, RS Polri Kramat Jati tengah mengerahkan tim dokter spesialis dalam perawatan kakak beradik korban kekerasan orangtua asuh di Jakarta Utara.
Korban FW yang kini dalam keadaan tidak sadarkan diri sehingga dirawat di ruang PICU atau ruang ICU khusus anak, sedangkan R dirawat di ruang rawat inap.
Hariyanto menjelaskan, tim spesialis yang menangani perawatan kedua korban terdiri dari dokter spesialis anak hingga dokter spesialis bedah saraf.
“Saat ini di PICU ada empat orang dokter sub spesialis semua. Jadi kita punya ahlinya, sub spesialis PICU dokter spesialis anak, kemudian dokter bedah saraf,” ujar Hariyanto.
Diharapkan dengan penanganan dari tim dokter spesialis tersebut kondisi FW yang mengalami pendarahan di kepala dan gangguan pernapasan, nantinya kondisi korban dapat segera membaik.
RS Polri Kramat Jati juga mengerahkan empat dokter spesialis dalam perawatan terhadap R, satu di antaranya, merupakan psikolog untuk memberikan pemulihan trauma akibat kekerasan dialami.
“Kemudian di ruang perawatan biasa yang merawat umur 6 tahun ada empat orang juga termasuk psikolog. Untuk yang bersangkutan didampingi keluarga, kakak dan kakeknya,” kata Karumkit Polri. (Joesvicar Iqbal)