Pemerintah tidak menjelaskan alasan kepada BenarNews, yang menghubungi Kantor Staf Presiden, mengapa kepala negara selalu absen dalam perhelatan bagi lebih dari 200 negara di dunia.
“(Hubungi) ke kementerian luar negeri saja,” kata Siti Ruhaini, tenaga ahli utama di Kantor Staf Presiden.
Pengamat hubungan internasional Badan Riset dan Inovasi Nasional Poltak Partogi Nainggolan menilai sejak awal kepemimpinannya Jokowi tidak memberikan perhatian pada hubungan internasional.
“Ketidakhadiran Presiden Jokowi secara berkelanjutan hingga akhir jabatannya, akan kian merendahkan daya tawar Indonesia di forum-forum internasional dan negara ini,” kata Poltak kepada.
Menurut Partogi, Jokowi lebih menekankan kebijakan yang inward-looking atau lebih fokus kepada persoalan domestik, yang tidak sesuai dengan karakteristik pemerintah Indonesia yang menaruh perhatian pada isu-isu geopolitik.
“Ini menjadi aneh dan sekaligus absurd di saat dia butuh utang luar negeri yang besar untuk membangun infrastruktur negeri ini, yang menjadi prioritasnya,” jelas Poltak.