Di sisi lain, kata Poltak, karena terlalu dekat dengan China, Indonesia juga tak berdaya meminta negara itu untuk mengurangi agresivitasnya di Laut China Selatan.
“Itu justru terjadi saat Indonesia tengah menjabat keketuaan ASEAN,” ucap dia.
Dafri Agussalim, pengajar Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, membeberkan beberapa kemungkinan penyebab absennya Jokowi dalam Sidang Umum PBB.
Pertama, Indonesia merasa tidak nyaman dengan pengaruh Amerika Serikat dan negara Barat lain dalam agenda setting isu krusial yang jadi perhatian Indonesia misalnya Palestina.
Kemungkinan kedua, kata Dafri, Presiden Jokowi memang tidak memiliki kemampuan dalam menjalankan diplomasi internasional.
“Bisa jadi tidak punya skill diplomasi di level itu. Dulu pernah muncul di forum internasional, namun banyak dipertanyakan, disebut gagasannya tidak argumentatif,” ujar dia.
Analis kebijakan luar negeri Universitas Diponegoro Mohamad Rosyidin mengatakan absennya Jokowi secara langsung di Sidang Umum PBB terjadi karena sikap pragmatisnya yang lebih memburu kepentingan ekonomi.