Para analis sepakat bahwa presiden terpilih Prabowo akan hadir di Sidang Umum PBB saat resmi berkuasa dan banyak memanfaatkan panggung internasional untuk menyampaikan gagasannya, meski memiliki hambatan dalan menjalani tugas diplomasinya.
Poltak mengatakan bahwa Prabowo masih memiliki masalah untuk mendekati Amerika Serikat, terutama dengan presiden dari Partai Demokrat yang menekankan demokrasi dan HAM.
“Ini terkait dengan model kepemimpinan pribadinya yang tidak bisa dikendalikan negara besar, selain masih adanya residu tudingan pelanggaran HAM di masa lalu,” ujar Poltak.
Sedangkan Dafri menjelaskan tantangan Prabowo lainnya adalah perlunya Indonesia menjaga hubungan baik dengan negara kawasan seperti China, karena masalah ekonomi dan hal lainnya.
Di sisi lain, tambah Dafri, dalam masalah keamanan, Indonesia masih memiliki konflik dengan China, terutama pada isu Laut China Selatan, sehingga memerlukan negara Barat.
“Politic balancing itu tidak mudah. Pergi ke China, Amerika belum tentu senang,” ujar dia.