IPOL.ID – Setelah berkantor beberapa waktu di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur pada pra-paska HUT ke-79 Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo kembali dikabarkan akan mulai berkantor di Istana Garuda yang digadang-gadang sebagai istana presiden pertama di dunia, yang dibangun sebagai sebuah karya seni selama 40 hari mulai tanggal 10 September hingga 19 Oktober 2024.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menyampaikan informasi ini di Jakarta. “Rencana beliau berkantor itu sampai tanggal 19 (Oktober). Kemungkinan dari tanggal 10 (September) sampai tanggal 19 Oktober,” kata Heru saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (6/9/24).
Heru mengatakan Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah dan luar kota dengan titik keberangkatan dari IKN di sela-sela waktu tersebut.
Selain itu, agenda kerja Presiden di IKN juga akan melaksanakan rapat bersama pejabat terkait. “Beliau kerja di sana sambil mengundang yang terkait untuk rapat,” katanya.
Saat ditanya lebih lanjut soal kurun waktu Presiden berkantor di IKN, Heru memastikan Presiden Jokowi akan berada di IKN selama 40 hari hingga 19 Oktober 2024. “Ya kalau sampai tanggal 19 Oktober berarti 40 harian,” kata Heru.
Heru menambahkan sejumlah aparatur sipil Negara (ASN) dari Kementerian Sekretariat Negara, termasuk Sekretariat Presiden juga sudah mulai berkantor di IKN.
Desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan sudah terpilih. Bentuk desain burung garuda yang sedang mengepakkan sayap karya dari Nyoman Nuarta pun disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Desain dengan nama Istana Garuda merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
“Istana Garuda dirancang sebagai “sesosok rumah” yang berasosiasi pada burung Garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia. Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nuarta.
Menurut Nyoman, burung Garuda menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia dengan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan perbedaan kepercayaan dan agama. Garuda merupakan simbol persatuan. Apalagi garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.
“Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama. Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar,” ujar Nuarta.
Desain Istana Negara
Secara konsep dan bentuk, Nyoman mengklaim bahwa Istana Garuda akan menjadi istana presiden pertama di dunia yang dibangun sebagai sebuah karya seni. Sedangkan secara teknologis, Istana Garuda akan menggunakan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan.
“Sosok burung yang berasosiasi pada garuda dalam Istana Garuda akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galyalum dan kaca. Tembaga dan kuningan selanjutnya akan mengalami proses oksidasi, sehingga perlahan-lahan akan berwarna hijau tosca yang matang,” ucap Nuarta.
Secara khusus, Nuarta berharap pembangunan Istana Kepresidenan bisa memberikan daya tarik tersendiri, terlebih pada dunia pariwisata.
Dalam waktu bersamaan, daerah di sekitaran Kalimantan Timur akan turut bergerak, memberikan keleluasaan bagi masuknya industri pariwisata. Dengan demikian, Istana Garuda akan berdiri di garda paling depan untuk mengubah citra sebuah pulau ‘kosong’ yang selama ini tidak disentuh oleh pembangunan.
“Semoga Istana Garuda benar-benar bisa menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nila-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa,” kata Nuarta. (*)