“Ketika bicara kepuasan terhadap presiden, cerita masyarakat bisa berbeda, Sehingga, survei ini tidak menangkap realita sesungguhnya,” kata Firman belum lama ini.
“Dalam pengalaman saya melakukan survei, ada sense of inconsistency jika terkait kepuasan publik. Sangat jamak orang-orang menengah ke bawah justru takut saat disurvei,” ujarnya lagi.
Perihal sama disampaikan Pengamat Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Dominique Nicky Fahrizal yang mengatakan masyarakat yang disurvei, terutama dari kalangan bawah, cenderung pragmatis saat berhadapan dengan lembaga survei.
“Ada inkonsistensi begitu berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu (kepuasan terhadap presiden). Mereka biasanya tidak mau ribet,” kata Nicky.
Nicky dan Firman bersepakat, dalam sektor-sektor yang disurvei, seperti penegakan hukum atau politik, Jokowi dapat dikatakan tidak bekerja baik. Nicky merujuk manuver revisi UU Pilkada yang singkat di DPR sebagai sinyal meloloskan Kaesang merupakan rapor buruk penegakan hukum dan politik Jokowi.