Epidemiolog Vital Strategies Edwin Siswono mengungkapkan mengetahui sumber timbal dan siapa yang paling rentan terhadap paparan adalah salah satu langkah awal untuk mengurangi paparan timbal. Data yang dikumpulkan dari surveilans KTD ini akan menunjukkan sejauh mana kadar timbal pada anak-anak di Indonesia.
“Data juga dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi sumber utama timbal, serta untuk menyusun kebijakan dan program yang akan memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam melindungi anak-anak dari bahaya timbal,” ungkap Edwin.
Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wahyu Pudji Nugraheni, menambahkan dengan kompetensi dalam penelitian dan pengolahan data, serta pengalaman meneliti faktor risiko kesehatan terhadap kesehatan masyarakat, BRIN berperan sebagai peneliti utama dalam piloting SKTD tahap-1 ini.
“Kami berharap dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugas teknis penelitian, pengkajian, serta memaksimalkan proses surveilans kadar timbal darah (SKTD) untuk mengetahui KTD pada anak serta kegiatan kunjungan rumah untuk mengambil sampel pencemaran timbal di lingkungan,” kata Wahyu.