IPOL.ID – Lebih dari 1.000 ilmuwan, terutama psikolog dan ahli saraf dari seluruh dunia menandatangani surat terbuka yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mendesak masyarakat internasional untuk menekan rezim Israel agar mematuhi hukum kemanusiaan.
Para penandatangan termasuk peraih Nobel May-Britt Moser dan Edvard Moser dari Norwegia serta Susumu Tonegawa dari Jepang, menurut laporan IRNA, Kamis (5/12) yang mengutip sejumlah media.
Beberapa peneliti Spanyol, termasuk Pablo Lanillos, anggota kelompok Neuro Artificial Intelligence and Robotics di Cajal Institute, juga menandatangani surat tersebut.
“Seruan ini sangat kuat karena berasal dari para ahli saraf — orang-orang yang mempelajari bagaimana otak memahami dan memproses konflik semacam itu,” ujar Lanillos.
Surat tersebut mengutuk kekerasan yang dilakukan, termasuk “kejahatan perang yang tak terhitung jumlahnya” oleh rezim Israel di wilayah Palestina yang terkepung dan memperingatkan bahwa tanpa tekanan internasional, kekerasan akan terus berlanjut.
Para ilmuwan dalam surat tersebut menekankan bahwa wilayah tersebut terjebak dalam siklus kekerasan dan balas dendam yang merusak yang merusak kemungkinan hidup berdampingan secara damai, dan menambahkan bahwa “kebencian, kematian, dan kehancuran” telah mengambil alih.
Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menekan rezim Israel agar mengakhiri perang, yang menurut para ilmuwan, dapat dilakukan dengan menghentikan penjualan senjata atau mengevaluasi kembali perjanjian kerja sama dengan rezim tersebut.
Surat tersebut menambahkan bahwa kebijakan Israel saat ini telah menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada warga Palestina dan membahayakan keselamatan Zionis.
Surat tersebut diprakarsai oleh para peneliti di Universitas Sorbonne di Prancis dan Princeton di Amerika Serikat dan diterbitkan oleh kedua institusi terkenal tersebut. (far)