IPOL.ID – Tanggal 3 Desember tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional. Kesetaraan bagi penyandang disabilitas telah menjadi isu yang penting bagi masyarakat.
BPJS Kesehatan sebagai badan yang mengelola Prorgam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) turut menaruh perhatiannya dalam memberikan pelayanan yang setara bagi penyandang disabilitas salah satunya melalui layanan administratif yang ramah untuk diakses oleh penyandang disabilitas baik layanan secara tatap muka maupun non tatap muka.
Pada Rabu (18/12), BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Selatan mengadakan sosialisasi mengenai kemudahan layanan administrasi Program JKN kepada penyandang tuna netra.
Kegiatan yang berlangsung di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan ini diikuti 148 penyandang tuna netra yang tergabung dalam Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni).
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pertuni DKI Jakarta, Bapak Nursalim ini berlangsung hangat dan mendapat respon positif dari peserta
Nursalim mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi dengan BPJS Kesehatan terkait Program JKN Bersama Pertuni merupakan kali pertama selama 15 tahun ia bergabung dalam komunitas ini.
Dirinya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam menjangkau penerimaan informasi mengenai Program JKN secara luas dan masif, tak terkecuali kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan seperti tuna netra. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan berkomitmen dalam menyediakan layanan yang inklusif bagi seluruh peserta Program JKN.
“Hadirnya BPJS Kesehatan sangat membantu kami dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebelum adanya Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, kami sering dihantui rasa khawatir mendapat penolakan dari fasilitas kesehatan untuk berobat karena tidak punya uang. Namun sejak program ini bergulir, kekhawatiran itu sudah tidak ada. Pengalaman saya pribadi, ketika anak saya harus menjalani rawat inap karena DBD, kami tidak ditagihkan biaya sama sekali dan mendapatkan,” ujar Nursalim.
Senada dengan penyampaian dari Bapak Nursalim, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Selatan, Herman Dinata Mihardja menyampaikan bahwa prinsipnya sangat mendukung kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Ia menyampaikan bahwa sosialisasi ini sangat penting dilakukan agar isu-isu terkini dari Program JKN dapat diterima oleh seluruh peserta, termasuk oleh teman-teman penyandang tuna netra. Dirinya juga menyampaikan kegiatan ini sebagai implementasi visi BPJS Kesehatan untuk mewujudkan jaminan kesehatan yang inklusif.
“Kegiatan ini selain untuk bersilaturahmi, juga untuk memberikan informasi terkini terkait Program JKN terutama terkait dengan layanan yang memudahkan rekan-rekan yang memiliki keterbatasan. Terkhusus untuk masyarakat memiliki keterbatasan penglihatan, program JKN juga melayani operasi mata akibat katarak, glukoma, low vision, keratitis dan indikasi kesehatan mata lainnya sesuai dengan indikasi medis. Tak hanya terkait mata, program JKN ini juga dapat digunakan untuk penjaminan alat bantu kesehatan seperti protesa alat gerak, kruk, serta alat bantu dengar” jelas Herman.
Tak hanya terkait pelayanan kesehatan, dalam pemaparannya Herman menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan berkomitmen menciptakan prosedur layanan yang inklusif untuk semua kalangan.
Hadirnya loket pelayanan prioritas di Kantor Cabang turut memudahkan pelayanan administratif bagi masyarakat yang termasuk dalam kategori prioritas, seperti lansia, ibu hamil serta disabilitas sehingga tidak antrean tidak bercampur dengan masyarakat umum.
Selain pemaparan materi, pada kesempatan kali ini turut menampung berbagai aspirasi terkait layanan program JKN dari masyarakat penyandang disabilitas. Salah satunya datang dari Dudung, 43 tahun yang menyarankan agar saat proses pelayanan adminsitratif maupun di fasilitas kesehatan disediakan pendamping bagi teman-teman disabilitas terutama tuna netra yang menurutnya akan memudahkan dalam memberikan pelayanan prima kepada peserta dengan kondisi khusus.
“Saya harap, BPJS Kesehatan dapat mengalokasikan beberapa petugas yang stand by baik di Rumah Sakit maupun di Kantor Cabang yang dapat mendampingi masyarakat berkebutuhan khusus agar kami dapat dengan mudah mengakses layanan tanpa perlu bingung dan merasa terdiskriminasi. Selain itu, fitur di Mobile JKN yang sudah baik kalau bisa ditambah fitur screen reader yang bisa lebih memudahkan bagi kami untuk mengakses layanan pada Mobile JKN,” pungkas Dudung. (RK/ma)