IPOL.ID DPR RI menilai target pertumbuhan ekonomi 5,2–5,8 persen yang diajukan Pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2026 merupakan target yang realistis, meski tetap menantang.
Anggota DPR Nurul Arifin menyebut angka batas bawah 5,2 persen masuk akal dalam konteks tekanan global saat ini. Namun, untuk menuju ambisi Presiden Prabowo meraih pertumbuhan 8 persen pada 2029, target perlu diarahkan ke batas atas 5,8 persen.
“Untuk mencapai target jangka panjang, laju pertumbuhan harus mulai didorong sejak sekarang,” ujar Nurul.
Anggota DPR lainnya, Rivqy Abdul Halim, menilai target bisa ditingkatkan hingga 6 persen, asal diiringi strategi penguatan ekonomi domestik: mendorong konsumsi rumah tangga, memperbesar ekspor, mempercepat hilirisasi, dan menjalankan program makan bergizi gratis (MBG) secara optimal.
Sementara itu, Dina Lorenza Audria menegaskan pentingnya menjaga daya beli, mengurangi ketergantungan impor pangan dan energi, serta mendorong hilirisasi hingga industri akhir untuk memperluas lapangan kerja dan basis pajak.