indoposonline.id – Potensi usaha kecil dan menengah (UKM) sangat menjanjikan. Sudah terbukti dan teruji menjadi penyangga ekonomi nasional. Menjadi tempat berlabuh kaum marjinal dari badai krisis.
Merespons potensi tidak kecil itu, pemerintah melalui sejumlah kementerian dan lembaga berkolaborasi. Sinergi melibatkan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Sinergi tersebut untuk mendongkrak peran UKM dalam memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia. Hal itu pun diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama dan perjanjian kerja sama, pada Rabu (13/1) secara virtual. Kesepahaman itu dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, dan Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani dilakukan secara virtual.
”Mendorong ekspor produk UKM ke Arab Saudi. Memberi kesempatan lebih besar bagi UKM berkontribusi peningkatan ekspor nonmigas. Sekaligus mengakselerasi ekspor nonmigas di masa pandemi,” kata Mendag Lutfi, di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Potensi pasar Arab Saudi datang dari kebutuhan makanan dan minuman (mamin) jemaah haji dan umrah Indonesia. Itu bisa dimanfaatkan sebagai peluang ekspor. Ada niche market orang Indonesia. Para jemaah butuh asupan makanan, dan kangen produk-produk dan makanan Indonesia. ”Kami ingin sejumlah produk Indonesia menjadi subjek utama produk nonmigas di sana,” harap Lutfi.
Sejak 2019, Kemenag telah mewajibkan penggunaan produk Indonesia kepada penyedia jasa layanan haji Arab Saudi. Berdasar data Kemenkop UKM dan Kadin Indonesia, pelaku UKM Indonesia berpotensi memenuhi permintaan sejumlah kebutuhan tersebut.
Sementara, merujuk data Kemenag, jumlah Jemaah haji Indonesia pada 2018 204 ribu orang dan 2019 221 ribu orang. Lalu, jemaah umrah Indonesia pada 2018 dan 2019 rata-rata mencapai 1 juta orang. ”Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, UMKM harus terus bertransformasi agar bisa berdaya saing domestik dan global. Kami pastikan UKM Indonesia bisa masuk rantai pasok, khususnya jalur ekspor,” tegas Menkop dan UKM Teten Masduki.
Kerja sama itu, dapat mendukung pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia. Kehadiran jemaah haji dan umrah perlu dukungan untuk memenuhi kelengkapan di tanah suci. ”Mulai kain ihram, alas salat, tasbih, tentu makanan dan minuman,” tambah Wakil Menteri Zainut.
Kerja sama itu, berpotensi menggenjot ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi melalui pengadaan produk-produk UKM untuk kebutuhan haji dan umrah. Misalnya, kecap, saus sambal, kopi, dan teh. Sejumlah produk lain ekspor dapat digenjot toiletries seperti handuk, sabun, sampo, pasta gigi, dan kebutuhan transportasi darat. ”Sinergisitas ini untuk optimalisasi peran UKM masuk pasar ekspor, terutama kebutuhan jemaah haji dan umrah,” ucap Ketum Kadin Rosan.
Pada periode Januari–Oktober 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi tercatat USD1,08 miliar. Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari Arab Saudi terakumulasi USD395 juta. Itu menjadikan neraca perdagangan nonmigas Indonesia surplus USD687 juta, atau naik 12,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD613 juta. Produk-produk ekspor Indonesia ke Arab Saudi dengan nilai tertinggi antara lain kendaraan, minyak sayur, ikan olahan, bumbu, dan kertas. (mgo)