IPOL.ID – Dentsu International Indonesia mengumumkan peluncuran Merkle, merupakan perusahaan Customer Experience Management (CXM) berbasis data yang mendorong strategi pemasaran people-based dan membantu merek dalam menciptakan keunggulan kompetitif lewat hyper-personalized experience di seluruh platform dan perangkat.
Melalui Merkle, Dentsu Indonesia meluncurkan layanan servis CXM ke penawaran bisnisnya bersama dengan Creative dan Media, untuk menciptakan solusi terintegrasi kelas dunia ke dalam tiga lini layanan dengan berbagai merek agensi.
Disebutkan bahwa, Merkle akan bergerak bersama 30 ahli (termasuk data scientist, engineer, developer dan konsultan) yang dibangun untuk memberikan sentuhan baru dalam customer journey di Indonesia, serta memperkuat customer experience melalui konsultasi CX, transformasi digital, dan transformasi data.
Country CEO Dentsu Indonesia, Maya Watono mengungkapkan, saat ini merupakan momen yang tepat untuk meluncurkan Merkle di Indonesia. Customer Experience (CX) telah menjadi komponen bisnis yang penting di Indonesia.
Apalagi banyak perusahaan Indonesia di berbagai industri telah memulai strategi CX mereka untuk meningkatkan posisi di pasar dan membuktikan diri mereka mampu menghadapi tuntutan customer experience yang akan datang di dunia digital.
“Merkle Indonesia siap membantu merek dalam berinovasi dan memetakan strategi CX mereka untuk tetap menjadi yang terdepan,” ujar Maya.
President Merkle Asia Pasifik, Zhengda “Z” Shen, menambahkan, dengan solusi digital inovatif yang dimiliki, Indonesia berhasil menarik perhatian mata dunia, dan pihaknya sangat bersemangat untuk hadir ke tengah pasar dan membawa kemampuan, pengalaman, dan penelitian kelas dunia kami ke negara ini.
“Kami sangat menantikan masa depan ekonomi digital di Indonesia dan peran kami dalam kisah pertumbuhan itu,” urainya.
Lanskap Pemasaran Berubah
Dalam kesempatan itu Dentsu Indonesia menyampaikan bahwa kehadiran Merkle bersamaan dengan tiga faktor utama yang mengubah lanskap pemasaran Indonesia, terdiri dari faktor:
Pertama, COVID-19 mengubah Perilaku Konsumen Indonesia. Pandemi COVID-19 telah menjadi katalisator transformasi digital secara global, dan ini juga berlaku di Indonesia. Menurut laporan konsumen Indonesia oleh dentsu Insight, konsumsi online meningkat 70 persen dalam waktu 60 hari setelah pandemi melanda Indonesia.
Sebanyak 85 persen konsumen juga melaporkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari yang datang dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (kini dikenal dengan nama PPKM).
Kedua, pemasaran yang Bertanggung Jawab untuk Privasi Data Konsumen.
Lonjakan eksponensial ekonomi digital di Indonesia mendorong urgensi untuk melindungi privasi data secara legal. Sementara pemerintah sedang menyelesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP), merek perlu merintis dan sadar mengatur upaya pemasaran mereka dengan pola pikir yang mengutamakan konsumen. Kekhawatiran ini juga selaras dengan cara pemasar menangani efek penghentian cookie pihak ketiga.
Ketiga, pentingnya Keanekaragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) terus menjadi area fokus utama bagi sebagian besar merek multinasional untuk merangkul perjalanan pelanggan yang tidak bias dan anti-rasis.
Tim lokal kami sangat terbiasa dengan kebutuhan tersebut. Lebih dari itu,Bhinneka Tunggal Ika (berarti ‘Berbeda Tapi Tetap Satu’) diciptakan pada abad ke-14 dan ditetapkan sebagai semboyan nasional Indonesia pada tahun 1945.
Disampaikan bahwa, Merkle menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengalaman pelanggan bersifat people-based yang sangat personal, berdasarkan data, didukung oleh teknologi, dan disampaikan melalui kreativitas.
“Dengan menambahkan Merkle ke dalam jaringan, dentsu Indonesia telah mengambil satu langkah maju menuju masa depan manajemen pengalaman pelanggan. Manajemen data untuk bisnis sekarang menjadi sangat penting karena konsumen menuntut pengalaman yang mulus dan terhubung,” katanya. (azk)