IPOL.ID – Badan Keamanan Laut RI memanfaatkan teknologi penginderaan jauh canggih guna menjamin keselamatan di wilayah laut NKRI. Teknologi ini bisa mendeteksi kapal nelayan di malam hari hingga tumpahan minyak.
Dalam acara virtual NGORBIT (Ngobrolin Riset dan Inovasi Terkini) bertema “Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Menjaga Keamanan Laut NKRI” di akhir pekan kemarin, Laksamana Bakamla Enjud Darojat, Direktur Data dan Informasi Badan Keamanan Laut RI, ikut menjadi pembicara utama.
Karena wilayah NKRI yang luas, maka diperlukan teknologi canggih yang mumpuni untuk memantau keamanan dan keselamatan wilayah laut. Nah teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu jalan keluar yang dapat membantu BAKAMLA dalam menjaga dan melindungi keselamatan NKRI.
“BAKAMLA RI adalah Badan Keamanan Laut Republik Indonesia. BAKAMLA bukanlah tentang kedaulatan, tetapi adalah keamanan. Jadi tugas dari BAKAMLA adalah melakukan patroli dan keselamatan di wilayah perairan di Indonesia dan wilayah heuristik di Indonesia,” kata Enjud dilansir dari laman BRIN.
Sedangkan untuk fungsinya berdasarkan Undang-Undang (UU) No 32 Tahun 2014, yakni menyusun kebijakan nasional bidang keamanan dan keselamatan perairan Indonesia serta heuristik Indonesia yang menyelenggarakan sistem peringatan dini dan keselamatan perairan.
“Dan di sini kita melihat, secara keseluruhan tugas-tugas itu ada di angkatan laut, tetapi tugas yang paling utama yang ada di Angkatan Laut dan tidak ada di tempat lain adalah tentang kedaulatan,” ungkap Enjud.
BAKAMLA sendiri mulai mengenal teknologi penginderaan jauh sejak tahun 2010, yakni saat mereka masih bernama BAKORKAMLA. Jadi pada tahun tersebut, BAKORKAMLA sudah membangun dua stasiun bumi yang ditempatkan di Bangka Belitung dan di Bitung. Ini adalah hasil koordinasi antara BAKORKAMLA dengan LAPAN untuk memperluas covernest area.
“Stasiun Bumi ini pada mulanya dibangun untuk mendukung pengawasan area memiliki sumber potensi ikan. Jadi waktu itu kita ingin memberikan manfaat kepada nelayan, menunjukkan di mana sih zona penangkapan ikan. Yang kedua, di mana kita tahu zona penangkapan ikan itu, maka kita juga menjadi atau mendapatkan fokus untuk penjagaan, keamanan dan keselamatan di mana tempat masyarakat nelayan itu mendapatkan penangkapan ikan,” papar Enjud.
Kemudian di tahun 2015, BAKAMLA melakukan pengembangan sehingga stasiun bumi BAKAMLA tersebut sudah bisa menerima citra satelit resolusi menengah sehingga bisa mengolah data yang lebih resisten lagi. Di tahun 2019, BAKAMLA berfokus pada monitoring di mana sistem ini memiliki basis geospasial yang mampu mengintegrasikan berbagai data. Dengan demikian, data-data tersebut mudah dikelola dan disajikan yang kemudian dianalisis lebih lanjut.
Sistem BAKAMLA ini disebut sebagai dashboard BAKAMLA di mana telah dimasukan data utama seperti data Automatic Identification System (AIS). AIS merupakan sistem yang wajib dipasang dihidupkan di semua kapal-kapal.
Dengan memasang dan menghidupkan AIS, maka stasiun yang berada di laut maupun di darat akan mengetahui datanya. Seperti keberadaan dan kecepatan dari kapal tersebut karena terdeteksi. Sistem ini merupakan salah satu agar keamanan dan keselamatan nelayan bisa terus terpantau, dan jika terjadi hilang kontak mereka akan segera dicari.
Selain itu, ada teknologi penginderaan jauh lainnya yakni VIIRS (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite). VIIRS ini digunakan di malam hari.
“Karena kapal-kapal ikan tidak selalu memiliki AIS, juga tidak semua kapal menggunakan VMS apalagi kapal-kapal kecil. VIIRS itu melihat secara infrared saat nelayan yang mencari ikan di malam hari menggunakan cahaya lampu sekitar 300 watt, itu oleh satelit akan terlihat atau terdeteksi. Saat titik-titik cahaya tersebut terlihat, maka kapal-kapal kita akan kesitu untuk menjaga keamanan dan keselamatannya mereka termasuk juga apabila ada yang melanggar, maka kita akan mengingatkannya,” tuturnya.
Adapun teknologi penginderaan jauh lainnya untuk mendeteksi tumpahan minyak oil (Oil Spill), yakni dengan memanfaatkan citra satelit radar yang digunakan untuk mendukung monitoring tumpahan minyak. Data Oil Spill tersebut selanjutnya dapat di overlay dengan data AIS untuk dilakukan analisis terhadap kapal-kapal yang berpotensi melakukan pembuangan limbah saat ini.
Deteksi tumpahan minyak menggunakan satelit radar open source yang disediakan oleh sentinel. Yakni, data diolah oleh LAPAN dan kemudian di overlay pada aplikasi BAKAMLA.