IPOL.ID – Di awal bulan Februari 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021. Tercatat tumbuh 3,6 persen.
Pengamat ekonomi, Gede Sandra, pun mengkritisi data-data tersebut. Dalam keterangan tertulisnya, dia mengatakan, meskipun di Indonesia pertumbuhan ekspor 2021 melompat (hingga 24,04 persen), tapi pertumbuhan impor 2021 juga melompat nyaris sama tinggi (23,31 persen).
Sehingga total kontribusi dari ekspor minus impor di pertumbuhan ekonomi tahun 2021 hanya 0,99 persen. Itupun masih kalah oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (1,21 persen) dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga (1,09 persen).
Menurut BPS juga, sambung dia, struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 54,42 persen.
Konsumsi rumah tangga yang menyumbang separuh ekonomi Indonesia tahun 2021 hanya tumbuh 2,02 persen. Padahal sepanjang 2015-2019 pertumbuhan konsumsi ada di kisaran 4-5 persen. Artinya jelas, konsumsi mayoritas masyarakat tahun 2021 belum tumbuh normal seperti sebelum pandemi.