IPOL.ID – Universitas Kristen Indonesia (UKI) mendapat akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Capaian ini menjadi pelecut semangat seluruh jajaran civitas akademika agar menjadi yang terdepan dan go global pada 2030.
“Bangga, dan kami bertekad sesuai visi UKI ingin menjadikan kampus ini menjadi kampus smart yang bermutu, mandiri dan inovatif di Asia pada 2030,” ujar Rektor UKI, Dhaniswara K. Harjono di Jakarta Kamis (30/06/2022).
Menurutnya capaian ini berkat kerja keras banyak pihak termasuk dosen dan mahasiswa yang sejauh ini mencatatkan prestasi berskala nasional dan internasional. “Dosen kami cukup banyak menyumbang jurnal ilmiah internasional, kami dorong untuk melahirkan guru besar 3-4 orang setiap tahun. Sedangkan mahasiswa kami dalam beberapa tahun terakhir juga berprestasi tak hanya akdemik tapi juga di bidang olahraga termasuk di Sea Games,” kata Dhaniswara bangga.
Menurutnya, banjir prestasi tersebut adalah salah satu yang membuat penilaian akreditasi dari BAN-PT kepada UKI menjadi melesat. Bila pada 2014 UKI hanya mendapatkan skor 301, saat ini kampus tertua ketiga di tanah air ini meraih skor 365, atau di atas standar minimal 361 untuk predikat kampus terakreditas unggul.
UKI juga meraih akreditasi internasional untuk empat program studi dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). Keempat prodi itu adalah Ilmu Hubungan Internasional, Hukum, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Sastra Inggris.
Wakil Rektor UKI bidang Akademik dan Inovasi, Hulman Panjaitan menambahkan capaian prestasi ini, merupakan bentuk tanggung jawab kampus kepada masyarakat terutama dalam bidang mutu pendidikan.
Dikatakan ada 19 pertanyaan dan sekitar 100 indikator yang diajukan BAN-PT kepada UKI. “Dari situ yang cukup terlihat perbedaan antara UKI yang dulu dan saat ini adalah kami lebih inklusif, berkolaborasi bersama banyak pihak, dengan prodi lebih lengkap dan dosen yang terakreditasi internasional,” katanya.
Adaptif Dengan Dunia Kerja
Menjawab IPOL.ID terkait penerapan kurikulum yang adaptif dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, Rektor UKI, Dhaniswara K. Harjono, mengaku bila hal tersebut menjadi sebuah tantangan sekaligus prioritas. Tidak hanya harus adaptif terhadap kebutuhan industri, namun ia mendorong agar pendidikan kewirusahaan jadi bekal para mahasiswa.
“Kami berkolaborasi dan berkoordinasi dengan KADIN agar alumni kami bisa fit dengan kebutuhan dunia kerja. Karena saya sendiri merupakan entrepreneur jadi tentu kami concern akan hal itu,” ujar Dhaniswara yang merupakan seorang pengusaha dan pengurus KADIN.
Selain itu program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendorong UKI membuka seluas-luasnya inisiatif mahasiswa terkait bidang studi yang sesuai passion dan kemampuannya. “Kami membuka kerja sama dan program magang dengan industri, sehingga mahasiswa tidak kaget lagi sekaligus mampu memahami dengan cepat suasana dunia kerja yang sesungguhnya,” ujar Dhaniswara.
Senada, Wakil Rektor UKI bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Ied Veda Rimrosa Sitepu menerangkan, dari hasil pantauan dan penelitian Pusat Karir UKI terhadap alumnusnya, diketahui rata-rata 80 persen lulusannya diterima di dunia kerja kurang dari enam bulan.
Ia menyebut UKI memiliki pusat karir. Dimana ada program pelatihan dan kewirausahaan untuk menunjang karir para alumnus nya kelak. Hal ini memberikan bekal sekaligus smooth transition dari perguruan tinggi ke dunia kerja.
“Hal ini membuktikan industri dan kurikilum di UKI berjalan dengan baik,” kata Ied Veda. (tim)