IPOL.ID – Puncak haji yakni wukuf di Arafah sudah dekat. Terkait hal ini, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Mekkah menginformasikan, hingga saat ini sudah mendata sebanyak 204 calon haji yang akan menjalani safari wukuf.
“Per hari ini (Jumat) kita sudah skrining lebih dari 1.000 calon haji yang risiko tinggi. Dari 1.000 yang risiko tinggi, kita lakukan ‘medical check up’ ada 204 orang yang harus disafariwukufkan,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (KKHI) Mekkah Budi Sylvana di Mekkah, Arab Saudi, Jumat (1/7).
Budi menambahkan, kondisi kesehatan calon haji tersebut tidak memungkinkan untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri. Karena kitu, kami akan usulkan kepada Kemenag agar 204 orang ini bisa disafariwukufkan.
Dia menjelaskan, sebanyak 204 calon haji tersebut sifatnya masih dinamis. Sehari sebelum wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah atau 8 Juli 2022 akan ditentukan calon haji yang akan disafariwukufkan.
“Mudah-mudahan tidak bertambah, tetapi calon haji terus diskrining ulang. Jadi kepada calon haji yang kondisi kesehatannya secara medis tidak memenuhi syarat untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri kita akan tetap minta disafariwukufkan demi keselamatan mereka,” paparnya.
Dia menambahkan, pada musim haji tahun ini KKHI Mekkah melakukan skrining ulang seluruh calon haji risiko tinggi dengan layanan kesehatan spesialis. Ini dilakukan agar angka kesakitan jamaah bisa terkendali.
Dari skrining dapat diketahui mana calon haji yang mampu wukuf mandiri dan mana yang perlu safari wukuf. Saat ini memasuki masa kritis haji dan puncaknya pada saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), maka skrining ulang harus selesai sebelum 9 Dzulhijjah.
Menjelang Armuzna, Budi kembali mengingatkan agar jamaah haji menghindari kelelahan berlebihan dan beristirahat tiga hari sebelum wukuf. Ini suapaya kesehatan pulih. “Jamaah minum jangan tunggu haus agar tidak dehidrasi,” sarannya.