IPOL.ID – Dalam kegiatan Indonesia Research & Innovation Expo 2022 (InaRI Expo 2022) di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Cibinong, Jawa Barat, turut dimeriahkan para pelajar yang melakukan inovasi dalam ajang kompetisi National Young Inventors Award (NYIA).
Saat gelaran InaRI Expo, di antara puluhan pelajar yang memiliki inovasi dalam ajang kompetisi para finalis NYIA tersebut, ada yang menarik yaitu dua pelajar Sekolah MAN 2 Ponorogo, Jawa Timur, yang menciptakan robot penanam benih jagung secara otomatis.
Salah satu finalis NYIA asal Sekolah MAN 2 Ponorogo yakni Gaida Salsabila Arden dan Nur Laila Ramadhani menceritakan inovasinya menciptakan robot yang bisa menanam jagung secara otomatis bernama Aucoplam.
Nur Laila mengatakan, jadi inovasi yang dia dan Gaida ciptakan yaitu Aucoplam (Automatic Corn Planting Machine), robot yang didesain bisa menanam jagung secara otomatis berbasis remot kontrol. Robot yang bisa dikoneksikan dengan bluetooth pada ponsel sebagai strategi pengembangan produksi jagung nasional.
Latar belakang Gaida dan Nur Laila mengambil ide tersebut yaitu dilansir dari Kementerian Pertanian (Kementan) 2022, berturut-turut produksi jagung di Indonesia meningkat dari 22,92 juta ton di tahun 2020 menjadi 23 juta ton di tahun 2021.
Namun, kata Nur Laila, dari teknologi disekitar jagung masih belum berkembang, karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan cara tradisional. Mereka menggunakan alat untuk penanaman jagung masih semi manual. “Sehingga dinilai itu kurang efektif ya,” kata Nur Laila ditemui ipol.id, Jumat (28/10).
Kelemahannya disitu, lanjutnya, waktunya pun kurang efisisien dan juga melihat tenaga yang dibutuhkan, atau petani menyewa orang dengan upah yang kian lama kian tinggi. Biaya yang dikeluarkan semakin tinggi.
“Nah, di era teknologi 5.0 ini, pastinya membutuhkan suatu alat penanam jagung otomatis yang mestinya berguna untuk petani. Melihat Indonesia adalah negara Agraris yang memiliki banyak petani dan jagung menjadi komoditas utama,” ujarnya.
“Sehingga diciptakan alat Aucoplam ini, untuk mempermudah dan mempercepat proses kerja petani”.
Nur Laila menjelaskan, pada spesifikasinya Aucoplam memiliki ukuran 35 centimeter (cm) x 30 cm x 19 cm dan robot ini memakai baterei 1500 mAH, sehingga bisa dijalankan otomatis. Jika ditotal biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu unit robot menyentuh angka Rp2.269.000,-.
Sedangkan cara kerja alat tersebut, diutarakannya, pertama, memastikan baterai terisi daya penuh, kedua, masukkan biji jagung kedalam alat yang sudah tersedia, ketiga, menghidupkan Aucoplam dengan menekan tombol push button swicth.
Selanjutnya, keempat, memastikan remot bluetooth terhubung dengan Aucoplam. Terakhir, mengoperasikan remot kontrol dan mulai menjalankan alat.
Kelebihan dari alat tersebut, lanjut pelajar berkerudung itu, para petani dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Karena para petani hanya perlu menjalankan alat itu dengan remot. Remot yang digunakan pun didesain sesederhana mungkin, sehingga para petani lebih mudah memahami cara pengoperasiannya.
“Cara pengisian daya pada baterei juga cukup mudah, dapat digunakan berulang-ulang, maksimal baterei bisa dipakai sampai 2 jam, kemudian baterei bisa dicharger kembali dan ini sudah diuji coba. Jadi robot ini dapat membuat lubang pada tanah, menaruh biji jagung kedalam lubang itu dan menutup tanahnya kembali dengan rata,” terangnya.
Nur Laila berharap, semoga inovasi ini belum ada di Indonesia. Sehingga kedepannya semoga alat ini bisa diproduksi dengan massal.
“Saya berharap semoga robot Aucoplam dapat membantu perkembangan dan meningkatkan komoditas jagung di Indonesia, kalau kita dikasih kesempatan lagi kita akan merangkul seperti Kementerian Pertanian dan mematangkan elektronya lagi,” tambahnya.
Sebelum di NYIA, dia juga mengikuti kompetisi ke Malaysia melakukan inovasi yang lain dan mendapatkan medali silver. Kemudian pada kompetisi lainnya di Icevo, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang dipakai robot Aucoplam ini. “Kemudian kita matangkan kembali di kompetisi NYIA ini,” ucapnya.
Perlu diketahui bahwa NYIA adalah ajang kompetisi bagi remaja dalam melakukan inovasi dan invensi di bidang teknologi. Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, memberikan apresiasi dan menggali potensi remaja di bidang inovasi teknologi.
Lomba tingkat nasional itu juga sebagai ajang untuk menjaring inventor remaja berpartisipasi pada kompetisi tingkat regional maupun internasional. Peserta NYIA adalah remaja setingkat siswa SD, SMP dan SMA. Mereka adalah remaja yang potensial untuk dikembangkan dan dapat menjadi potent brand ambassador atau young talent terkait dengan remaja dan inovasi.
Untuk detail pengumuman disampaikan secara online pada akun media sosial @brin_talentamuda dan pada website kompetisi.brin.go.id. Finalis yang terpilih akan diundang untuk mengikuti pameran dan penilaian oleh Dewan Juri.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia Research & Innovation Expo 2022 (InaRI Expo 2022) resmi dibuka di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Cibinong, Jawa Barat, Kamis (27/10). Diharapkan kegiatan pameran tersebut dapat menginspirasi generasi muda untuk menjadi periset dunia.
“Dengan adanya pameran ini, masyarakat maupun publik bisa mengetahui dan agar dapat menginspirasi generasi muda untuk menjadi periset dunia,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Handoko saat membuka InaRi Expo 2022 bertema “Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi” di kawasan Cibinong, Kamis (27/10).
Dia mengatakan, kegiatan semacam ini sebenarnya sudah rutin dilaksanakan oleh masing-masing kementerian/lembaga sebelum terintegrasi ke dalam BRIN.
Khusus ajang pada tahun ini, kali pertama digelar oleh BRIN bersama partner dari India dan ASEAN. Untuk itu, kedepan kegiatan ini akan rutin dilakukan setiap tahun.
Gelaran InaRI Expo 2022 dimeriahkan berbagai kegiatan, di antaranya seminar, business gathering, product presentation, workshop, talkshow, business matching, klinik konsultasi, Youth Research and Innovation Fair, science show, Halal Tech Expo 2022, ASEAN India Start up Festival 2022, Start Up Program Pengusaha Pemula Berbasis Riset BRIN, dan Zona G20.
Sementara itu, InaRi Expo 2022 diikuti sebanyak 239 peserta. Dari 239 booth peserta pameran itu terdiri dari Perwakilan BUMN, Perwakilan BUMD, Asean-India Startup Festival, Perwakilan Negara G20, Perusahaan Swasta Nasional, Perguruan Tinggi, dan Sekolah-sekolah setingkat SMA dan SMP. (Joesvicar Iqbal)