Di Indonesia Timur misalnya, kita akan menemukan bahwa kerajaannya kecil dan hanya berskala kecamatan. Kerajaan masa ini tidak bisa dibayangkan sebagai sebuah kerajaan yang besar dan luas.
Ketika migrasi dari India, terjadi perubahan besar melalui pengenal 3 sistem: 1) sistem pemerintahan baru berupa kerajaan besar, 2) sistem sosial baru yakni kasta, dan juga 3) agama baru, yaitu Hindu, walau faktanya agama Hindu bersifat elitis (karena adanya sistem kasta) dengan mayoritas penganutnya adalah kalangan istana.
Melalui fakta ini, para sejarawan sebenarnya meragukan, bahwa benarkah era sebelum Islam datang di Nusantara itu layak disebut sebagai era Hindu-Buddha? Karena ternyata, di zaman sebelum era Islam, Hindu Buddha itu bukan agama mayoritas penduduk Nusantara, karena sistem kasta itu sendiri.
Lalu mengapa era sebelum Islam disebut era Hindu Buddha? Inilah yang kemudian mengenalkan kita pada nativisasi, yang strateginya akan kita bahas di bagian selanjutnya.
Adapun terkait agama Buddha, meski asalnya sama-sama dari India, namun mendapat pengaruh besar sebagai hasil hubungan dengan Tiongkok. Di Nusantara, agama ini berkembang pesat di masa Dinasti Tang (618 – 907 M) yang sangat mendukung penyebaran Buddha. Walhasil, muncul Kerajaan Sriwijaya yang sangat erat dengan unsur Buddha-nya.