Kalau di cerita Aji Saka, Raja Dewata Cengkar yang dibunuh Aji Saka itu adalah penganut Bhairawa Tantra, karena dia makan daging manusia, yang merupakan bagian dari ritual mereka. Kisah lainnya adalah Timun Mas dan legenda Calon Arang. Contoh ritual lain mereka adalah, molimo, yang nantinya ditentang dan digubah oleh Sunan Ampel. Bhairawa Tantra banyak dianut oleh elit Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Yang keempat adalah Kapitayan. Inilah agama mayoritas penduduk Nusantara di era pra-Islam, bahkan sebelum Hindu-Buddha datang ke Nusantara. Agama Kapitayan ini menarik, karena dia adalah suatu sistem kepercayaan kuno yang menyembah roh leluhur namun sudah mengenal satu Tuhan. Kalau di Jawa, Tuhan mereka sering digambarkan sebagai Sang Hyang Toyo (Taya).
Menurut mereka, Tuhan itu “tan keno kiniro” (tak bisa dikira-kira wujudnya) dan “tan keno kinoyo ngopo” (tak bisa digambarkan seperti apa). Makanya nanti, bentuk ritual peribadatannya berbentuk pundenberundak, yang di bagian atasnya datar dan kosong, tanpa hiasan apapun. Sebab, Tuhan tidak bisa digambarkan seperti apa (kosong), berada di puncak, dan Tuhan mewujudkan kekuatannya kepada benda-benda yang dianggap magis.