IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi potensi bencana di wilayah DKI Jakarta, Selasa (27/12).
Hal tersebut disampaikan Suharyanto setelah bersama Pemprov DKI Jakarta membahas kerja sama penanggulangan bencana. Baik potensi bencana geologi maupun hidrometeorologi basah, khususnya antisipasi cuaca ekstrem.
Suharyanto mengatakan, kejadian bencana dapat berlangsung secara cepat. Namun dampaknya bisa sangat besar.
Dirinya mengilustrasikan saat gempa bumi berdurasi 7 detik mengguncang Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu. Tidak hanya merusak bangunan dan infrastruktur, fenomena itu juga memicu tanah longsor hingga menimbun beberapa tempat termasuk restoran dan rumah makan.
“Bencana itu bisa datang setiap saat dalam waktu yang singkat, tetapi akibatnya sungguh sangat memprihatinkan,” ungkap Suharyanto di Jakarta.
Menghadapi potensi cuaca buruk ke depan, Suharyanto mengingatkan kepada masyarakat untuk memperhatikan informasi cuaca. Dia berpesan apabila warga ingin bepergian dari satu titik ke titik lain atau berada di suatu wilayah, tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan.
“Apakah ada potensi bencana itu dilihat kalau memang sudah hujan lebat selama 1 jam berturut-turut. Kita lihat jarak pandang di depan, apabila objek dalam jarak 100 m sudah tidak kelihatan, kita harus hati-hati,” pesannya.
Di samping itu, warga yang berada di tempat rendah, dapat segera mencari tempat yang aman untuk menghindari banjir atau potensi banjir bandang dari bagian hulu.
“Segera cari tempat aman kalau berteduh, kalau misalnya sedang berada di rumah makan, kebetulan di belakangnya tebing harus segera pindah, menghindari potensi longsor,” katanya mengingatkan.
Suharyanto juga berpesan, warga yang akan berwisata atau berlibur juga harus memperhatikan informasi cuaca. “Lihat kondisi jangan memaksakan kalau sudah hujan, ya berhenti,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyampaikan, pihaknya melakukan kerja sama dengan BRIN dan TNI AU untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, dengan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Penganggaran operasi TMC ini didukung oleh BNPB.
Pada kesempatan itu, Heru juga mengatakan, BPBD dan dinas-dinas terkait setiap hari memantau kondisi cuaca dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Di samping itu, BPBD menginformasikan perkembangan periodik kondisi cuaca, seperti beberapa waktu lalu berita kondisi cuaca 23 sampai 27 Desember 2022.
Dia juga meminta warga untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem, dan untuk sektor swasta dapat mengkondisikan masing-masing pegawainya dalam mengantisipasi kondisi tersebut, misalnya dengan kebijakan work from home. Ini bertujuan agar mereka tidak terjebak dalam kemacetan atau situasi pemborosan.
Selain membahas kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bahaya cuaca ekstrem, BNPB dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas kerja sama penanggulangan bencana, seperti dalam konteks bahaya gempa bumi dan penguatan kelembagaan BPBD DKI Jakarta. (Joesvicar Iqbal)