Aken mengatakan, saat ini dukungan pemerintah akan dunia golok mulai hangat. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta mulai perhatian. Dunia golok itu ramai, karena masing-masing demografi wilayah punya teknik khusus, bentuk bilah, gagang dan sarung yang khusus.
“Jadi identifikasi wilayah dapat dilihat dari sarung, gagang dan bilahnya,” ucapnya.
Mudah-mudahan dengan adanya bengkel golok di TMII bisa menjadi wadah sosialisasi. Golok sebagai alat diskusi yang harus dipelajari dengan sungguh-sungguh. Karena kandungan golok macam-macam, ada nikel, perak, stainless, teknik tempa luar biasa, pembuatannya luar biasa.
“Karena yang diwariskan ini bukan hubungan transaksional, tapi hubungan emosional,” pungka Aken yang juga seorang pesilat. (Ibl)