Di negeri surga kuno tersebut, Ma Huan melihat rangkong dan menyebutnya dengan istilah burung bangau bermahkota (crane’s-crest bird). Maklum, Ma Huan belum pernah melihat burung “bertanduk” itu di negeri asalnya. Oleh sebab itu, ia mengibaratkan burung tersebut selayaknya burung bangau ataupun angsa yang memiliki mahkota di atas paruh.
Ma Huan berkisah, burung tersebut sebesar angsa, berbulu hitam, berleher panjang, dan berparuh runcing. Tengkorak kepalanya cukup besar untuk ukuran burung, yaitu sekitar 1,2 inci atau 2,5 cm. Bagian luar tengkorak berwarna merah, sedangkan pada bagian dalam seperti lilin malam berwarna kuning. Pada bagian atas terdapat semacam mahkota. Deskripsi Ma Huan cukup akurat terkait dengan morfologi burung rangkong, khususnya rangkong Sumatra.
Ma Huan berkata, “Ini (rangkong) sangat indah”. Pernyataan tersebut merupakan pengakuan bahwa Ma Huan memang terpikat dengan keindahan burung rangkong. Selain itu, berdasarkan interpretasi atas narasi Ma Huan, bagian tubuh burung rangkong merupakan komoditas unggulan di Cina.